CILEGON — Pada Minggu Epidemiologi ke-26 (M26) 2025, Indonesia mengonfirmasi satu kasus penyakit Legionellosis di Kepulauan Riau. Penyakit Legionellosis dapat dicegah dengan berfokus pada kontrol pertumbuhan bakteri Legionella di sistem perairan.

Di Indonesia, terdapat 235 kasus suspek penyakit Legionellosis selama periode 2023-2025 (M26) menurut data dari Kementerian Kesehatan RI. Di periode yang sama, ditemukan total 38 kasus positif, 191 kasus negatif, empat kasus dalam pemeriksaan, serta dua kasus tidak dapat diperiksa.

Penyakit Legionellosis disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophila. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bakteri ini pertama kali teridentifikasi pada 1977. Bakteri Legionella pneumophila pernah menyebabkan wabah pneumonia serius di sebuah pusat konvensi di Amerika Serikat pada 1976.

Penyebaran penyakit Legionellosis umumnya terjadi melalui udara, ketika seseorang menghirup aerosol atau percikan air dari sistem perairan yang mengandung bakteri Legionella pneumophila. Masa inkubasi penyakit Legionellosis berkisar antara 2-10 hari, namun bisa mencapai 16 hari.

Penyakit Legionellosis umumnya memunculkan gejala seperti demam, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, serta kelelahan. Sebagian penderita penyakit Legionellosis bisa mengalami nyeri otot, diare, serta kebingungan. Tak jarang, gejala penyakit Legionellosis diawali dengan batuk.

Tingkat keparahan penyakit Legionellosis bisa sangat beragam, mulai dari yang ringan berupa batuk hingga yang berat berupa pneumonia fatal. Kematian akibat penyakit Legionellosis bisa terjadi akibat pneumonia progresif yang disertai dengan gagal napas dan/atau syok serta kegagalan multi organ.

Tingkat kematian akibat penyakit Legionellosis sangat bergantung pada tingkat keparahan penyakit. Dalam beberapa kasus, tingkat kematian akibat penyakit Legionellosis bisa mencapai 40-80 persen. Namun secara umum, tingkat kematian akibat penyakit Legionellosis berkisar di antara 5-10 persen.

Tingkat kematian akibat penyakit Legionellosis bisa ditekan menjadi 5-30 persen melalui manajemen kasus yang tepat. Saat ini, pengobatan untuk penyakit Legionellosis sudah tersedia, namun vaksin untuk penyakit tersebut belum ada.

Salah satu upaya pencegahan penyakit Legionellosis yang bisa dilakukan adalah tindakan pengendalian untuk menekan pertumbuhan bakteri Legionella pneumophila serta diseminasi aerosol. Upaya pengendalian ini akan membutuhkna alat penunjang yang perlu dipelihara dengan baik.

YouTube148
YouTube
Instagram1.44k
Tiktok77